Kamis, 07 Maret 2013

Untuk dia yang bahagia

Bangun dan terfikir.
Terfikir untuk hal yang sama di setiap harinya.
Kenapa hal ini harus terjadi lagi?
Harus meminta maaf atas kesalahan yang tidak pernah dilakukan.
Harus menanggung semua akibat yang tidak tahu sebabnya apa.
Berkelit dalam masalah yang sama.

Masih ingat ketika kau meminta izin untuk menanam benih bunga yang kau bawa.
Ragu yang aku rasakan, namun aku tetap menerimanya.
Keraguan jika benih ini dapat tumbuh di lahannya.
Tetap aku tanam.
Dan kau pun datang setiap harinya untuk menyiraminya, merawatnya.
Benih itu tumbuh. Kau telah berhasil.
Satu per satu mulai tumbuh kuncup.
Kuncup itu telah mekar dan menimbulkan bau yang harum.

Ternyata kau berhasil membuat lahan kosong itu menjadi indah
Aku senang. Senaannnggg sekali.
Setiap hari aku ikut merawatnya.
Menjaganya sehingga tidak ada benda lain yang merusak.
Aku melakukannya dengan tulus.

Tapiii...
Dalam seketika kau merusak segalanya.
Kau tidak lagi perduli dengan bunga yang telah kau tanam.
Aku merawatnya seorang diri.
Mulai malas dengan pengharapan.
Perlahan aku tinggalkan kebun bunga itu.
Bunga melayu, membusuk dan menjadi sampah.

Lahan itu telah kosong.
Hanya penuh dengan sisa bunga yang membusuk dan tak kunjung mengering.
Tidak pernah sedetik pun kau menengoknya.
Kembali aku datang untuk menatanya.
Merapikannya.
Tapii lahan itu tetap kosong.

Ketika tahu, kau telah menanam benih di lahan lain.
Sakiitttt.
Benci? yaa aku bencii
Tapii aku tidak ingin membenci.

Mencoba ikhlas
Mencoba menerima
Mencoba tersenyum

Dan hari ini, si pemilik lahan telah siap untuk menerima penanam baru.
Penanam yang tidak lagi meninggalkan lahan ini.
Penanam untuk selamanya.

_Amanah_
Semangaaattt!!!!!! ^_^v

1 komentar: